Rabu, 02 Januari 2008

Selamat Natal: Kelahiran Yesus atau Isa a.s.? (bag. 1)

[Bagian 1]

as-salaamu 'alaikum warahmatu-alLaahi wabarakaatuh,

Hampir dipastikan menjelang akhir tahun, menuju hari ke-25 di bulan ke 12 tarikh Masehi, Desember, akan muncul pro dan kontra tentang seputar Natal, utamanya di kalangan ummat Islam di tanah air. Hampir semua penduduk Indonesia yang mayoritas muslim tahu 'Hari Natal'. Betapa tidak, hampir sepanjang ingatan saya (saya seangkatan dengan Chicha Koeswoyo, Eep Saefullah Fattah dan Ustad Arifin Ilham), spanduk-spanduk dan media cetak lainnya di beragam media di ruang publik pasti memenuhi hampir setiap mata memandang dengan ucapan "Selamat Natal dan Tahun Baru bla bla bla". Belum lagi acara televisi dengan beragam program plus selingan iklan yang berisi atau sarat muatan senada, bahkan hingga mentrasformasi para pegawai (yang saya yakin mayoritasnya adalah muslim) pusat perbelanjaan yang tadinya rata-rata rapih 'berjilbab' sontak menjadi bertopi sinterklas!

Indonesia adalah negeri berpenduduk mayoritas Muslim tapi, tidak seperti negeri lain yang juga mayoritas Muslim, secara de facto sangat toleran pada tradisi dan budaya kafir, dalam hal ini yang berasal dari gereja: penanggalan, rumah-rumah ibadah (termasuk katedral tuan dan megah di tengah ibukota!), aksara, bahkan nama hari - Minggu (bukan Ahad!) yang juga hari libur dalam sepekan (kecuali Ibukota, karena ketambahan hari Sabtu sebagai akhir pekan), termasuk menghormati hari raya warga berkeyakinan lain sebagai hari libur nasional. Indonesia juga negeri muslim yang paling lama dijajah ummat kafir kristiani Eropah: tiga ratus lima puluh tahun! Tapi tentu ini bukan bentuk toleransi 'positif' seperti disebut sebelumnya.

Nah, dengan fakta toleransi ummat Islam seperti ini, ternyata ada sebagian kalangan gereja, ummat kristiani yang masih meminta lebih: ummat Islam bersedia juga memberi ucapan selamat Natal kepada ummat kristiani! Luar biasa beradab dan santunnya ummat Islam di Nusantara ini. Saya katakan 'ada sebagian kalangan gereja, ummat kristiani' karena ternyata dari berbagai sumber kristiani dan eks-kristiani saya dapati informasi bahwa tidak semua merayakan Natal pada tanggal 25 Desember, atau perayaan Natal bagi sebagian kalangan krisitiani dari denominasi tertentu itu tergantung pada usia ummatnya! Jadi, di saat kalangan kristiani sendiri tidak satu suara, mengapa ummat Islam jadi dipaksa untuk 'tunduk' pada sebagian saja dari kalangan kristiani yang merayakan Natal pada 25 Desember tiap tahun masehi?

Adian Husaini membahas panjang lebar konteks seputar Natal ini di situs hidayatullah.com (http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6058&Itemid=60) dan hampir segera mendapat 'sambutan' di blog minhaj-ul-aqilin (http://minhaj-al-aqilin.blogspot.com/2007/12/nota-buat-adian-husaini.html) yang ownernya mengaku sebagai penulis dan peneliti independen Muslim, juga 'mirror'-nya, blog ruzbihanhamazani.wordpress (http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2007/12/30/nota-buat-adian-husaini/). Tapi saya tidak akan membahas apa yang ditulis Adian Husaini dan minhaj-al-aqilin aka ruzbihanhamazani. Bukan karena saya tidak tertarik, tapi karena ingin mengambil pokok bahasan lain, yaitu apakah Natal itu hari kelahiran Yesus atau hari kelahiran Isa al-Masih, mengingat masih ada sebagian kalangan Muslim yang menyamakan antara sosok Yesus dalam tradisi gereja kristiani dan sosok Nabi Isa as dalam tradisi Islam, dan bahkan menyamakan antara perayaan Natal Yesus dan Maulid Muhammad s.a.w sekadar untuk membolehkan 'partisipasi' dalam Natal!

Menarik memang saat kita melihat betapa antara tradisi kristiani dan Islam ada sejumlah irisan (dan poin ini jadi entry buat klaim pihak gereja dan orientalis untuk menuduh bahwa Islam 'menjiplak' tradisi Kristen!), di antaranya setidaknya nama-nama 'tokoh' yang muncul pada Bible -- Injil versi Isa as sudah tidak ada lagi mengingat demikianlah pernyataan Allah yang mencap ummat kristiani telah mengubah isi Injil -- dan pada Al-Qur'an. Salah satunya adalah Yesus dan Isa. Lepas dari masalah bahasa, saya akan menggunakan Yesus dalam mengacu pada sosok 'sang juru selamat' yang lahir dari rahim istri Joseph di sebuah 'kandang' di Jerusalem pada tradisi kristiani dan Isa al-Masih atau Isa as dalam mengacu kepada Nabi dan Rasul Allah yang lahir dari rahim perawan mulia Maria as, putra Zakaria as, di bawah pohon kurma. Dari poin ini terlihat jelas perbedaannya.

Perbedaan antara dua tokoh yang memiliki banyak kesamaan ini penting karena ini akan menjelaskan alasan mengapa ummat Islam tidak memiliki ruang untuk bisa menghormati dan mengucapkan selamat atas kelahiran Yesus, lepas dari kontroversi internal di kalangan ummat kristiani tentang siapa sesungguhnya Yesus dari Nazareth ini, dan kapan persisnya tanggal lahirnya serta sederet hal lain hingga kini tidak bisa ada titik temunya. Sebagai muslim, saya tentu berusaha sebisa mungkin untuk tidak praduga melainkan menggunakan sumber dari kalangan kristiani yang sudah umum sifatnya dan mudah di dapat baik secara online atau selainnya.

Menurut wikipedia, pada entry 'christmas' disebutkan bahwa:
"Christmas is an annual holiday that celebrates the birth of Jesus. It refers both to the day celebrating the birth, as well as to the season which that day inaugurates, which concludes with the Feast of the Epiphany. The date of the celebration is traditional, and is not considered to be his actual date of birth. Christmas festivities often combine the commemoration of Jesus' birth with various cultural customs, many of which have been influenced by earlier winter festivals. Although a Christian holiday, it is also observed as a cultural holiday by many non-Christians."
Natal itu hari perayaan kelahiran Yesus, dan tanggal perayaan ini bukanlah tanggal kelahiran sebenarnya melainkan sekadar sebuah tradisi. Artinya tidak ada yang pasti atas tanggal kelahiran Yesus. Selanjutnya disebutkan bahwa:
"The majority of Eastern Orthodox churches celebrate Christmas on January 7 which is December 25 in the Julian Calendar. Many Eastern Orthodox churches do not recognize the Gregorian Calendar which was implemented by a Catholic Pope. Around the world, Christmas Day is celebrated on December 25. Christmas Eve is the preceding day, December 24."
Dengan demikian, tanggal 25 Desember bukanlah satu-satunya 'tanggal tradisional' dalam perayaan kelahiran Yesus, karena gereja-gereja Kristen Ortodoks Timur merayakannya pada tanggal 7 Januari (menurut kalender Gregorian) sesuai kalender mereka sendiri yang bersamaan dengan 25 Desember menurut kalender Julian sebab gereja-gereja Kristen Ortodoks Timur tidak mengakui Kalender Gregorian yang diterapkan oleh Paus Katolik yang sekarang berlaku internasional. Wikipedia meneruskan:
The Armenian Apostolic Church observes Christmas on January 6.
Gereja Apostolik Armenia merayakan Natal pada tanggal 6 Januari.

[bersambung]

Tidak ada komentar: